Ayuningtyas Widari Ramdhaniar (Managing Director Diesel One Solidarity & Pendiri AWR Foundation): Semua Stakeholder Harus Berkolaborasi Mendukung Komitmen Pemerintah Mengakhiri Endemi HIV 2030
Jakarta, Suarakristen.com
“Semua pihak (Stakeholder) harus berkolaborasi mendukung komitmen Pemerintah mengakhiri endemi HIV 2030. Kita semua harus bekerja-sama, bermitra dalam penanggulangan kasus AIDS di Indonesia. Tantangan dan problema untuk mengatasi Kasus AIDS ini sangat berat, karena itu kita harus memperkuat Kolaborasi lintas sektoral dan meningkatkan Solidaritas agar Indonesia mencapai three zeroes pada 2030. Kita harus berjuang agar Indonesia menuju akhir HIV/AIDS pada 2030, yakni tidak ada inveksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, tidak ada stigma serta tidak ada diskriminasi pada pengidap AIDS.,”demikian disampaikan Ayuningtyas Widari Ramdhaniar Managing Director Diesel One Solidarity & Pendiri AWR Foundation, kepada para awak media yang mewawancarainya, di sela-sela Seminar “Rock the Ribbons” dalam rangka Hari AIDS 2022, yang diadakan di @America, Pacific Place, Jakarta (1/12/22).
Ungkap Ayuningtyas Widari Ramdhaniar lebih lanjut, “Hari ini kita semua merayakan Hari AIDS Sedunia. Hari AIDS Sedunia ini kita peringati setiap tanggal 1 Desember sejak tahun 1988. WHO menetapkan 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia. Momen Hari AIDS menjadi kesempatan bagi semua komponen masyarakat di seluruh dunia untuk bersatu menangani problem HIV dan mendukung mereka yang hidup dengan AIDS, dan mengenang orang-orang yang telah meninggal dunia karena HIV AIDS .
Sekarang ini, HIV AIDS masih menjadi salah satu problem kesehatan serius yang mempengaruhi puluhan juta orang di dunia, khususnya anak-anak dan remaja.
Untuk tahun 2022 ini, Hari AIDS 2022 mengusung tema “Equalize”. Melalui tema tersebut, masyarakat di seluruh dunia diajak untuk berkolaborasi mengatas isu-isu ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang menghambat kemajuan dalam mengakhiri HIV/AIDS. Kita harus berkolaborasi untuk menghadapi ketidakadilan-ketidakadilan yang menghambat perjuangan untuk memberantas AIDS.
Walaupun kita masih menghadapi bahaya pandemi Covid19, atensi kita untuk penanggulangan HIV/AIDS tidak boleh kendor. Kita harus lebih proaktif untuk melakukan kampanye-kampanye dan sosialisasi
pencegahan preventif dari penyakit ini.
Data Kemenkes RI tentang perkembangan HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (PIMS), memperkirakan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543.100 orang.
Sehingga upaya preventif melalui edukasi dan sosialisasi harus dimulai dari unit terkecil masyarakat, yakni di keluarga. Orangtua harus proaktif mengedukasi anak sejak dini mengenai seksualitas yang normatif, terutama saat anak-anak memasuki usia remaja.
Pendidikan seks sangat penting bagi remaja untuk memberikan informasi, bimbingan dan konseling tentang seksualitas.Pendidikan seks ini harus sudah diedukasi sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.
“Saya sebagai Managing Director Diesel-one Solidarity sekaligus Wasekjen ILUNI UI, sangat mendukung program-program dan komitmen Pemerintah mengakhiri Endemi HIV 2030. Institusi kami Diesel-One Solidarity dan AWR Foundation proaktif mengadakan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengakhiri Endemi HIV. Sekarang ini, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri lagi. Semua stakeholder harus bekerja-sama. Legislatif, eksekutif, UNAIDS, dan semuanya harus berkolaborasi. Kementerian Kesehatan harus bekerjasama dengan kementerian PPA dan Kementerian Pendidikan. Karena masalah AIDS ini berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGS), terkait dengan faktor kemiskinan, kesehatan, kelaparan, inovasi industri, jender, dan equality. Yang terpenting ada “Partnership for the goals” (Kemitraan untuk mencapai tujuan).
Kami mengucapkan terima-kasih kepada Kedutaan Besar AS yang telah bersedia berkolaborasi dengan organisasi kami dalam penyelenggaraan peringatan Hari AIDS Sedunia ini di @America, Pacific Place, ini.
Organisasi kami Diesel-One Solidarity sangat peduli dan fokus pada anak-anak dan remaja yang mengidap HIV AIDS sejak dalam kandungan, sejak dilahirkan. Para pengidap AIDS khususnya para anak-anak dan remaja bukan untuk dimarjinalkan atau dihindari. Banyak anak-anak dan remaja yang mengidap HIV AIDS mengalami diskriminasi dan stigmatisasi. Anak-anak juga punya hak dan cita-cita. Mereka juga harus bisa sekolah untuk meraih cita-cita mereka.Anak-anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan tanpa ada diskriminasi. Karena mereka juga ingin mendapatkan kualitas hidup. Jadi, jangan sampai mereka putus sekolah hanya karena tatapan-tatapan orang yang kurang enak, bullying, diskriminasi. Kita harus memberikan semangat dan dukungan kepada anak-anak ODHA dan mendengarkan isi hati mereka.
Minimnya pengetahuan dan edukasi di sekolah tentang HIV AIDS membuat munculnya berbagai stigma yang kerap melekat pada anak-anak dengan HIV AIDS.
Karena itu saya mengusulkan dan berharap Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk terus melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah. Sosialisasi AIDS ini sangat penting karena bisa mempersempit diskriminasi. Kita harus memiliki pemikiran yang terbuka. Anak-anak dengan HIV AIDS juga ingin hidup normal, menjalani hidup seperti biasanya.”pungkas Ayuningtyas Widari Ramdhaniar mengakhiri wawancara singkatnya dengan para awak media.
Posting Komentar untuk "Ayuningtyas Widari Ramdhaniar (Managing Director Diesel One Solidarity & Pendiri AWR Foundation): Semua Stakeholder Harus Berkolaborasi Mendukung Komitmen Pemerintah Mengakhiri Endemi HIV 2030"