World Peace Forum (WPF) Ke-8 Perhelatan Akbar Menyambut
Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48, akan dilaksanakan di Solo pada 17 – 18 November 2022.
Jakarta, 31 Oktober 2022.
Salah satu kegiatan besar yang dijadwalkan untuk menyambut Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48, 18-20 November adalah World Peace Forum (WPF).
World Peace Forum rencananya akan digelar pada tanggal 17-18 November dan dihadiri oleh 100 lebih tokoh dunia lintas agama. Salah satu tujuan dari forum ini adalah membahas isu-isu berkaitan dengan masalah pada krisis dunia yang potensial berdampak pada tatanan dunia.
Forum yang digawangi oleh Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC) dan Cheng Ho Multiculture Education Trust bersama UMS ini akan mengangkat tema Human Fraternity and The Middle Path as The Foundation for A Peaceful, Just and Prosperous World (Persaudaraan Antarmanusia dan Jalan Tengah sebagai Landasan Dunia yang Damai, Adil dan Sejahtera).
Dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menteng Jakarta Senin (31/10) Prof. Dr. Din Syamsuddin
Chairman of World Peace Forum (WPF)
didampingi Wakil Ketua Steering Committee DPP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni, panitia WPF,
tampak hadir juga doktor Rasda Diana istri Prof. Din Syamsuddin, pengajar Universitas Darussalam Gontor, alumni S3 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rasdha Diana putri KH Imam Subakir Ahmad. Sekaligus cucu pendiri Pondok Darussalam Gontor KH Imam Zarkasyi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015,
Prof. Din Syamsuddin menjelaskan bahwa :
World Peace Forum (WPF) Ke-8 akan dilaksanakan di Solo pada 17 – 18 November 2022 oleh CDCC (Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations) pimpinan Prof. Dr. Din Syamsuddin, bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan The Cheng Ho Multi Culture Education Trust, sebuah LSM Malaysia berpusat di Kuala Lumpur pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew.
Seluruh kegiatan dalam rangka WPF ke-8 ini akan diselenggarakan di Hotel Sunan, di tengah kota Solo, jantung hati budaya Jawa, dan direncanakan akan dibuka oleh Ketua MPR RI Bambang Soesetyo.
Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla juga akan menyampaikan pidato sambutan pada acara pembukaan, bersama beberapa tokoh terkemuka internasional yaitu Prof. Dr. Katherine Marshall (Vice President of the G-20 Interfaith Association), Dr. Muhammad Al-Issa (Secretary General of Muslim World League), YB Tuan Muhammad bin Sabu (Former Minister of Defense of Malaysia); Judge Dr. Mohamed Abdelsalam (Secretary General of Muslim Council of Elders); dan Rev. Laurent Basanese (Vatican’s Pontifical Council for Interreligious Dialoge).
WPF Ke-8 yang akan diselenggarakan menjelang perhelatan akbar Muktamar ke-48 Muhammadiyah di kota yang sama pada 19 – 20 November 2022 tersebut merupakan kelanjutan dari WPF terdahulu, sejak WPF ke-1 (2006) hingga WPF ke-7 (2019) dimana semua tema dan diskusinya difokuskan pada upaya membangun budaya dialog antar-agama bagi terciptanya perdamaian, keadilan dan kesejahteaan global.
Untuk WPF Ke-8 ini akan diusung tema yang menonjolkan semangat persaudaraan kemanusiaan, “Human Fraternity and the Middle Path for Peaceful, Just and Prosperous World” dalam format diskusi saling berbagi gagasan (sharing ideas discussion).
Di bawah tema besar tersebut terdapat tiga sesi yang mengangkat tiga subtema, yaitu (1) Human Fraternity, (2) The Middle Path: An Islamic Perspective, dan (3) The Middle Path: An Oriental Wisdom.
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan WPF, maka pada setiap perhelatan WPF selalu diundang para tokoh dan pemuka agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu, serta kalangan akademisi, intelektual, media, negarawan, pengusaha, dan politisi dari berbagai negara.
Hingga akhir Oktober ini, dua minggu menjelang jadwal penyelenggaraannya, Panitia telah menerima konfirmasi kehadiran banyak peserta. Di samping tokoh-tokoh nasional, juga tokoh-tokoh internasional, seperti Tan Sri Lee Kim Yew dari Malaysia; Prof. Dr. Nahla Shabri Shu’aidi (Dean of Faculty of Islamic Sciences of Al-Azhar University, Mesir); Dr. Muhammad Al-Sammak (Secretary General of the Christian-Muslim Committee for Dialogue, Libanon); Dr. Valeria Martano (Community od Sant’Egidio, Italia); Narayan N. Vasudevan (Indian Council of Gandhian Studies, India); Prof. Dr. Mustafa Ceric (Former Grand Mufti, Bosnia-Herzegovina); Prof. Dr. Justice Mohamad Gazali (Judge of Supreme Court, Pakistan); and Prof. Greg Fealy (Emeritus Professor of Indonesian Politics at the Australian National University, Australia).
Berbeda dengan WPF terdahulu, pada hari ke-2 WPF ke-8 tersebut akan diselenggarakan UMS International Scholars. Seminar yang akan melibatkan kalangan akademisi untuk membahas isu-isu sesuai tema dan sub-tema WPF ke-8 dari perspektif akademisi. Untuk itu telah diundang dalam jumlah yang cukup banyak kalangan akademisi yang akan berpartisipasi baik secara luring maupun daring.
Sementara itu, Wakil Ketua Steering Committee DPP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni menjelaskan
bahwa di sesi terakhir acara WPF tersebut,
Pada hari terakhir WPF akan dikeluarkan dokumen “The Solo Message” yang merangkum hasil diskusi selama dua hari, dan mengekspresikan harapan para tokoh dialog antar-agama peserta WPF ke-8. Direncanakan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, akan menyampaikan sambutan penutupan setelah Prof Dr. Din Syamsuddin meluncurkan secara resmi berdirinya “World Fulcrum of Wasatiyat Islam” dan “The Oriental and TiongHua Wisdom and Studies Center”.
akan diresmikan ‘World Fulcrum of Wasatiyat Islam’.
agar tidak hanya sekedar wacana yang beredar di kalangan tokoh-tokoh tertentu yang hadir, tetapi ada gerakan yang berkelanjutan. Kemudian ini menjadi sebuah kekuatan yang menggerakkan masyarakat internasional agar bisa benar-benar mengadopsi wasatiyat itu di dalam pemikiran keagamaan maupun di dalam keagamaan,” ujar Syafiq.
Ia menjelaskan bahwa ‘World Fulcrum of Wasatiyat Islam’ akan menjadi sebuah lembaga yang berkelanjutan. Dia berharap lembaga itu bisa membangun perdamaian dunia.
“Karena itu ini akan menjadi sebuah lembaga, tetapi yang jelas ini sangat diperlukan agar gerakan ini menjadi sustainable, tidak pada saat forum saja tetapi ini menjadi gerakan yang bisa membangun budaya perdamaian, kemasyarakatan dan menjadi benteng kuat untuk mencegah konflik dan ketidakadilan di dunia,” tuturnya.
Syafiq berharap agar partisipan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman wasatiyat tersebut. Sebab menurutnya zaman sekarang banyak tokoh dan ilmuan yang mengerti tentang Islam meskipun mereka bukan seorang muslim.
“Partisipan dari berbagai agama juga diharapkan untuk memberikan kontribusi terhadap pemikiran atau pemahaman wasatiyat itu menurut prespektif islam. Karena jaman sekarang ini banyak juga ilmuan atau tokoh yang sesungguhnya sangat fasih berbicara tentang Islam sekalipun mereka bukan seorang muslim. Karena itu partisipasi antarbangsa dan agama menjadi sangat penting dalam membentuk perspektif islam dalam wasatiyat ini,” pungkasnya.
(Lili Judiarti)
Posting Komentar untuk "World Peace Forum (WPF) Ke-8 Perhelatan Akbar Menyambut Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48, akan dilaksanakan di Solo pada 17 - 18 November 2022."